Kamis, 20 Mei 2010

Ketika Cahaya Itu Telah Pergi 1

Langit tak bersahabat sore ini, awan mendung yang menghiasinya seakan tak mau beranjak walaupun hanya sekejap. Pulang kuliah, ku coba untuk berlindung di antara tetokoan dengan harapan hujan mau berbaik hati padaku. Namun, harap tinggallah harapan, hujan semakin marah disertai kilat dan guntur yang berlarian tanpa ada yang mau mengalah.
Satu persatu tempat ku berteduh dipenuhi oleh orang - orang yang senasib denganku. Mereka pada umumnya terjebak hujan karena tidak ada persiapan apapun. Di antara kilat yang bertautan, ku lihat seorang gadis kecil dengan sebuah payung di tangannya. Wajahnya yang mungil, dengan badan hanya terbalut selembar baju kumal, bergetar menahan dingin. Aku terdiam dan menatapnya dengan penuh tanda tanya.
Ku lihat payung di tangannya, namun, mengapa ia masih berbasah - basahan dalam hujan? Tanyaku terjawab ketika gadis kecil itu menghampiriku dan berkata, " sewa payung mbak?", Astaghfirullah.....ternyata gadis kecil itu seorang penjaja payung. Dengan lembut aq menjawabnya, " kalau ke halte bus seberang, kira - kira berapa ya?" Dengan senyum cerah gadis kecil itu menjawab "cukup dua ribu saja koq, murah kan? mbak mau sewa payungku?", hanya sebuah anggukan dariku, ternyata cukup berarti baginya.
Kulihat jari - jemari kecilnya bergetar, entah mengapa? Mungkinkah ia kedingan, atau ada suatu hal lainnya? Ku beranikan diri bertanya "kalau boleh tahu, adik namanya siapa ya? sudah lama bekerja seperti ini?"
"Aku cahaya kak, baru beberapa hari ini kok, ni semua demi ibuku yang sakit. Aku terpaksa bekerja karena aku hanya punya ibuku".
"DEEGGG" Aku terperanjat mendengarnya...Sungguh mulia gadis kecil itu. Mendengar itu, aku teringat akan ayah - ibuku di rumah. Aku merasa kecil di hadapanya.
Dengan bergetar, ku rogoh kantongku dan ku ambil uang dua ribuan dan ku serahkan ke gadis kecil itu. Dengan wajah ceria, ia mengucapkan terima kasih dan berlari meninggalkanku.
Aku menghela nafas menatapnya, Seorang gadis kecil yang menjadi cahaya bagi ibunya.
Guntur dan kilat semakin meraja. Dalam kesuraman itu, tiba - tiba "BRAKKKK!!!!!" Suara jeritan dan guntur saling besahutan. Kulihat kerumunan di depan sana. Dengan penuh tanda tanya, aku beranjak. Ternyata, telah terjadi tabrak lari dan membuat korbannya luka parah, darah bercampur dengan air hujan, membuatku ngeri. Ku beranikan diri untuk melihat siapa korbanya, dan.........................sungguh....aku tak kuasa menahannya. Hari ini, langit kehilangan cahaya yang menjadi kehidupan oarang yang dikasihinya, dan cahaya itu, kini dan untuk selamanya tak kan mungkin bercahaya lagi....
Selamat tinggal cahaya........
 

Blog Template by YummyLolly.com - Header made with PS brushes by gvalkyrie.deviantart.com
Sponsored by Free Web Space